Pelepasan Relawan Pendidikan 2025: Menggerakkan Partisipasi Semesta, Menjangkau yang Tak Terjangk
Jakarta, 31 Oktober 2025 – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) resmi melepas 110 Relawan Pendidikan Tahun 2025 dalam kegiatan Pembekalan dan Pelepasan Relawan Pendidikan yang diselenggarakan di Jakarta pada 28—30 Oktober 2025.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Relawan Pendidikan, salah satu inisiatif prioritas Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah untuk mempercepat penanganan anak tidak sekolah (ATS) melalui kolaborasi antara relawan, pemerintah, dan masyarakat. Program ini menegaskan komitmen negara dalam menghadirkan layanan pendidikan yang inklusif dan bermutu bagi seluruh anak Indonesia.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK, Tatang Muttaqin, dalam agenda pelepasan tersebut memberikan semangat dan apresiasi atas komitmen para relawan yang siap mengabdi di tengah masyarakat. Ia mengatakan bahwa Program Relawan Pendidikan adalah wujud nyata kebijakan prioritas Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah dalam memastikan negara hadir menjangkau yang tak terjangkau (to reach the unreach).
“Ini bukan semata soal meningkatkan angka partisipasi sekolah, tetapi memastikan setiap anak memiliki peluang yang sama untuk memperoleh pendidikan bermutu,” kata Dirjen Tatang di Jakarta, Selasa, (28/10).
Tatang juga menekankan bahwa Relawan Pendidikan merupakan bagian dari gerakan sosial nasional untuk menghidupkan kembali semangat belajar di masyarakat. Ia berharap, gerakan ini dapat menjadi “bola salju” yang terus bergulir dan berkembang di berbagai daerah.
“Keberhasilan program ini bukan hanya diukur dari berapa banyak anak kembali bersekolah, tetapi juga dari seberapa besar kesadaran kolektif kita tumbuh bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Gotong royong adalah kuncinya. Jika semua pihak berperan, maka tidak akan ada lagi anak Indonesia yang tertinggal dari haknya untuk belajar,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal (PNFI), Baharudin, menjelaskan bahwa kegiatan pembekalan diselenggarakan tidak hanya berfokus pada peningkatan kapasitas teknis relawan, tetapi juga pada penguatan nilai-nilai sosial dan semangat kepedulian terhadap pendidikan.
“Relawan hadir membawa pesan bahwa setiap anak berhak memperoleh kesempatan belajar tanpa terkecuali. Pemerintah, masyarakat, dan relawan harus bergotong royong memastikan setiap anak kembali bersekolah,” ungkapnya.
Baharudin merinci, sebanyak 110 relawan yang dilepas akan bertugas selama satu bulan di empat kabupaten uji terap, yaitu Kabupaten Donggala, Kupang, Lombok Utara, dan Nias. Di lokasi-lokasi tersebut para relawan akan melaksanakan kegiatan identifikasi, verifikasi, dan advokasi terhadap anak tidak sekolah agar dapat kembali mengakses pendidikan, baik di jalur formal maupun nonformal.
Dalam kegiatan Pembekalan dan Pelepasan Relawan Pendidikan tersebut, Direktorat PNFI juga menutup dua kegiatan lain yang diselenggarakan secara bersamaan, yaitu Koordinasi Sinergi Pendidikan Keluarga Bersama Mitra Tahap V serta Koordinasi Bimbingan Teknis Digitalisasi SPNF.
Kegiatan sinergi pendidikan keluarga menghadirkan tenaga ahli, BPMP/BBPMP, akademisi, praktisi, dan mitra strategis, dengan hasil berupa pedoman pendidikan keluarga dan strategi kemitraan yang lebih terintegrasi. Sementara itu, kegiatan bimbingan teknis digitalisasi memastikan kesiapan satuan pendidikan nonformal (sanggar kegiatan belajar/SKB dan pusat kegiatan belajar masyarakat/PKBM) dalam menerima bantuan Digitalisasi Pembelajaran, baik dari sisi infrastruktur maupun tata kelola.
Melalui ketiga kegiatan ini, Direktorat PNFI menegaskan komitmennya untuk memperkuat sinergi antara pusat, daerah, dan masyarakat dalam mewujudkan pendidikan nonformal yang bermutu, inklusif, dan berkeadilan bagi seluruh warga negara.
Sumber: Siaran Pers Nomor 710/sipers/A6/X/2025