Ini Kisah di Balik “Balik Umpluk” Karya Murid SLBN Pembina Yogyakarta

Ini Kisah di Balik “Balik Umpluk” Karya Murid SLBN Pembina Yogyakarta

Yogyakarta, Ditjen Vokasi PKPLK - Berawal dari keinginan untuk memberikan keterampilan membatik yang cocok bagi murid tunagrahita, tim guru di SLBN Pembina Yogyakarta kemudian mengembangkan batik Umpluk. Batik dengan motif unik serupa gelembung-gelembung ini pun kini menjadi salah satu batik khas sekolah dan sudah mendapatkan pengakuan atas hak atas kekayaan intelektual (Haki). 


Suat Fatonah, guru pembimbing Jurusan Batik di SMALB, SLBN Pembina Yogyakarta menjadi salah satu guru yang ada di balik temuan batik Umpluk ini. Saat itu, Suat dan rekannya berinisitif untuk memgembangkan karya batik bagi para muridnya yang sebagian besar merupakan penyandang tunagrahita. 


“Kami cari ide, batik apa yang memungkinkan bagi mereka. Karena kan kemampuan belajar anak-anak tunagrahita inikan sangat rendah. Tidak bisa diberikan hal-hal atau motif yang rumit seperti pada batik tulis," kata Suat. 


Para guru kemudian terpikir untuk membuat batik Umpluk. Mereka memanfaatkan bilah-bilah bambu dalam beberapa varian ukuran kemudian dibuat menyerupai motif batik. 


“Umpluk itukan busa. Jadi, motif batik ini lebih ke gelembung-gelembung lingkaran yang terbuat dari bambu, ada ukuran besar dan ukuran kecil, termasuk sedang,” Suat menambahkan. 


Batik Umplik dipilih karena mudah dalam pembuatanya. Anak-anak tunagrahita sama sekali tidak terkendala dengan pembuatan batik ini karena caranya yang cukup mudah. 


“Ini seperti batik cap. Tapi capnya menggunakan bambu yang kemudian dicapkan di kain mori,” tambah Suat. 


Untuk menambah keindahan, batik umpluk kemudian dimodifikasi dengan batik tulis sehingga motif batik menjadi sangat cantik. Dengan paduan warna-warna yang lembut dan motif cantik, batik ini saat ini digunakan sebagai seragam di sekolah untuk seluruh murid dan juga guru.


“Untuk pewarnanya awalnya menggunakan pewarna alam indigo, tapi kemudian kami ada juga yang menggunakan pewarna buatan,” tambah Suat.


Shefa Ananta Putra merupakan salah satu dari murid di SLBN Pembina Yogyakarta yang meminati Jurusan Batik. Menurut guru pembimbingnya, Shefa cukup tekun dalam pembuatan batik. Murid tunagrahita ini bahkan terbilang cukup cepat saat membuat batik. 


“Suka aja, buat batik untuk baju Ibu,” kata Shefa yang menggemari pemain bola Cristiano Ronaldo. 


Shefa bahkan sempat memberikan batik hasil karyanya untuk Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, saat berkunjung ke sekolah tersebut. (Nan/NA)