Suksesnya Tefa SMKN 1 Kademangan, Persiapkan Peternak Unggas Modern berbasis IoT
Blitar, Ditjen Vokasi PKPLK - Teaching factory (Tefa) SMKN 1 Kademangan semakin menunjukan kualitasnya. Unit usaha peternakan unggas berbasis internet of things (IoT) di sekolah ini sukses memanen ribuan ayam pedaging dalam beberapa siklus. Melalui Tefa ini lah, SMK di Blitar Jawa Timur tersebut melahirkan lulusan yang siap terjun sebagai peternak modern maupun teknisi agritech.
Melalui Tefa yang inovatif ini, SMKN 1 Kademangan mengintegrasikan pembelajaran dengan produksi nyata dan didukung oleh kolaborasi erat dengan dunia industri. Dalam pelaksanaannya, sekolah telah menjalin kemitraan mendalam dengan berbagai pelaku industri terkemuka seperti PT Charoen Pokphand, Chickin Indonesia, PT Medion, dan PT Jatinom Indah Group.
Kepala SMKN 1 Kademangan, Hadi Sucipto, menjelaskan bahwa kolaborasi ini memungkinkan siswa terpapar langsung pada teknologi terkini. Contohnya, melalui kemitraan dengan Chickin Indonesia, sekolah menggunakan pengontrol kandang berbasis IoT bernama Ci-Touch.
“Teknologi ini tidak hanya memperkaya pengalaman belajar siswa, tetapi juga memastikan mereka siap menghadapi praktik peternakan cerdas modern,” ungkap Hadi.
Sebagai informasi, Tefa di SMKN 1 Kademangan tidak hanya terbatas pada satu program keahlian Agribisnis Ternak Unggas (ATUG) saja, tetapi juga mendorong kolaborasi antar jurusan seperti Pemasaran dan Agribisnis Perikanan Air Tawar (APAT). Hal ini bertujuan untuk mengolah hasil produksi secara menyeluruh, mulai dari hulu hingga hilir, dan bahkan mengelola limbah yang dihasilkan.
Hadi mengungkapkan, “Sinergi ini memastikan setiap aspek dari proses bisnis dapat dijalankan secara mandiri oleh siswa, mulai dari produksi, pengolahan, pemasaran, hingga distribusi, sehingga memberikan pengalaman nyata.”
4.500 Panen Ayam Pedaging
Tak hanya berkolaborasi dengan satu industri, Tefa SMKN 1 Kademangan pun menerima pesanan ayam pedaging dari berbagai industri. Dalam beberapa tahun, SMKN 1 Kademangan menerima pesanan ayam pedaging telah berjalan selama enam periode melalui kerja sama dengan PT SMS. Tahun ini, Tefa tersebut mulai berkolaborasi dengan PT Berlian Unggul Jaya.
“Kemitraan ini dijalankan dengan pola di mana sekolah menyediakan sarana dan sumber daya manusia, sementara industri menyediakan sarana produksi (sapronak) dan membeli hasil panen, jelas Hadi lebih lanjut.
Sementara itu, Guru Program Keahlian ATUG, Farida Laksono, mendetailkan kualitas hasil panen sangat baik dan menunjang citra perusahaan. SMKN 1 Kademangan sukses melampaui target penjualan dengan bobot panen rata-rata 2,3 kilogram.
“Hasil panen ayam pedaging mencapai 10 ton dengan 4.500 ayam pedaging,” ujar Farida.
Farida pun menjelaskan bahwa proses panen melibatkan murid yang piket. Tak hanya itu, mulai dari pemeliharaan dan pra panen pun murid turut berpartisipasi. Dari kolaborasi ini, murid juga belajar menilai nilai jual berdasarkan bobot, kesehatan, dan keseragaman.
Salah satu murid yang mengikuti Tefa, Wahyu Lestari, siswa kelas XI ATUG mengungkapkan bahwa kandang yang terintegrasi dengan teknologi sangat membantunya dalam memonitor. Ia bisa mengendalikan kelembaban dan juga penerangan kandang.
“Tefa bekerja sama dengan industri membantu saya untuk mengenali sistem-sistem yang ada di kandang,” ungkap Lestari.
Kolaborasi dengan industri juga terbukti dengan tingginya tingkat penyerapan lulusan. Program ATUG telah menerima penghargaan "Top Institution for Graduate Employability" dari PT Medion. Selain itu, lebih dari 70 pengusaha peternakan di wilayah Blitar dan sekitarnya juga menjalin kerja sama dengan jurusan ini. (Zia/NA)